Laporan Praktikum Kimia Lanjutan Asidimetri

 

Laporan Praktikum Kimia Lanjutan

 

Asisten            : Muhammad Alwi Al Fayed, S.TP.
Hari/Tanggal   : Senin, 7 November 2022

 

 

ASIDIMETRI

 

 

                Nama : M. Galuh Sulthan Naufal
                NIM   : 2105106010070

 




 

LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2022


BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kimia analisis berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Kimia analisis modern dikategorikan melalui dua pendekatan, target, dan metode. Meskipun kimia analisis modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analisis dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia anlisis moderen berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang.

Secara umum analisis dapat diartikan sebagai usaha pemisahan satukesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen penyusun sehingga dapat diketahui lebih lanjut. Analisis dalam ruang lingkup kimia dilasifikasikan menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dan kuantitatif termasuk dalam anilisis secara tradisional.

Analisis konvensional yang tergolong dalam analisis kuantitatif mencakup analisis asidimetri dan alkalimetri yang digunakan untuk mencari konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Asidimetri mengukur kadar kebasahan suatu zat dengan menggunakan larutan asam pekat sebagai standar. Sedangkan alkalimetri 3 prinsipnya menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan analitinya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam.

Dalam titrasi itu sendiri ada bermacam-macam cara yang sering digunakan, salah satunya adalah asidimetri. Berdasarkan reaksi yang terlibat, asidimetri termasuk ke dalam titrasi asam-basa yang menggunakan larutan baku berupa asam. Asidimetri melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam standar. Dalam percobaan dalam laboratorium kita sering dipertemukan dengan yang disebut titrasi, sehingga penting bagi kita untuk memahami dasar teori dan prosedur kerja titrasi tersebut, terlebih lagi titrasi asidimetri.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum yang didapat dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mampu memahami metode analisis secara kuantitatif dengan metode asidimetri.




BAB II TINJAUAN PUSTAKA

 

Asidimetri dan alkalimetri merupakan reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan penitran asam. Sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan penitran basa. (Jermias,2021).

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Apriani dkk., 2016).

Asidimetri merupakan tipe reaksi penetralan yang ada dalam titrasi asambasa. Asidimetri adalah pengukuran atau penentuan konsentrasi larutan asam dalam suatu campuran. Prinsip asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa. Asidimetri ini menggunakan metode titrasi, yaitu mengukur volume titran yang perlukan untuk mencapai titik ekivalen; artinya ekivalen pereaksi-pereaksi sama. Reaksi yang terjadi juga disebut reaksi netralisasi. Umumnya diartikaan sebagai titrasi yang menyangkut asam dan basa, yang diawali dengan penetapan larutan standar. Selanjutnya larutan yang tidak berwarna ditambahkan indicator pp (phenolptalein). Indikator pp dengan trayek 5 pH 8,3-10,0 dengan warna larutan delam asam menjadi transparan dan basa menjadi merah muda (Issusilaningtyas dan Swandari, 2016).

Analisis volumetrik (asidimetri) untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa. (Suirta, 2017).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

 

3.1 Waktu dan Tempat

            Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum kali ini adalah senin, 7 November 2022 pukul 12.00 WIB di laboratorium teknik pasca panen program studi teknik pertanian fakultas pertanian universitas syiah kuala.

3.2 Alat dan Bahan

            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Alat:

1.      Gelas Beaker 100 ml

2.      Erlenmeyer 250 ml

3.      Gelas Ukur

4.      Buret

5.      Corong

6.      Pipet Tetes

Bahan:

1.      Asam Cuka (CH3COOH)

2.      Aquades

3.      NaOH 4,5

4.      Indikator PP

3.3 Cara Kerja

            Adapun cara kerja yang dilakukan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1.      Dimasukkan Asam Cuka 4,5 N kedalam buret.

2.      Dituang 10 ml larutan basa (NaOH) yang telah diencerkan terlebih dahulu kedalam gelas kimia.

3.      Dimasukkan indikator PP sebanyak 3 tetes kedalam gelas kimia berisi larutan basa.

4.      Ditetesi larutan basa dengan Asam Cuka hingga warna larutan yang merah muda berubah menjadi bening.

5.      Dicatat jumlah Asam Cuka (ml) yang diberikan pada saat titrasi larutan Basa.

6.   Dihitung konsentrasi larutan Basa menggunakan rumus.




BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

 

4.1 Data Hasil Pengamatan

            Adapun data hasil pengamatan yang didapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Tabel.1 Hasil percobaan penentuan titik beku dan titik didih

Percobaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.2 Analisa Data

4.3 Pembahasan

Pada percobaan di praktikum kali ini yaitu pengukuran konsentrasi larutan analit dengan jumlah mol larutan standar yang digunakan. Dengan menggunakan larusan asam cuka (CH3COOH) 4,5 N dan larutan asam NaOH yang sudah di encerkan dengan aquades lalu diberi indikator pp hingga bewarna merah muda. Asam cuka dimasukkan kedalam buret dan diteteskan ke gelas kimia berisi Larutan NaOH tadi hingga menjadi bening/ tidak berwarna.

Ketika prosedur pengukuran sudah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi larutan basa yang belum diketahui dengan menggunakan rumus. Dengan menghitung rumus maka akan diketahui konsentrasi dari NaOH dengan mengkalikan Konsentrasi (N) dan volume (ml) asam cuka (CH3COOH), kemudian membaginya dengan volume dari larutan NaOH tadi.

Analisis kualitatif menyangkut identifikasi atau spesies zat, yaitu unsur atau senyawa yang ada didalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif mengenai penentuan berapa zat tertentu atau kadar yang ada di dalam suatu sampel dengan zat yang ditentukan sering disebut sebagai analit. Analisis kualitatif dan kuantitatif termasuk dalam anilisis secara tradisional.

Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa. Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa titrimetri yang menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam.

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.

Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.

Salah satu indikator yaitu metil jingga berwarna merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa. Metil jingga digunakan untuk mentitrasi asam mineral dan basa kuat, menentukan alkalinitas dari air tetapi tidak dapat digunakan untuk asam organik. Metil jingga merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan, tetapi mempunyai muatan positif maupun negative.

Larutan standar adalah larutan yang mengandung berat reagen tertentu dengan berat yang diketahui dalam larutan. Larutan standar ada dua macam, yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar memegang peranan yang sangat penting dalam titrasi, karena konsentrasi larutan sudah diketahui (ini berarti konsentrasi larutan standar akurat).

Larutan standar adalah istilah kimia yang menunjukkan bahwa konsentrasi larutan telah diketahui. Larutan standar ada dua macam, yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan titrasi dengan larutan standar. NaOH tidak dapat digunakan sebagai standar utama, karena NaOH bersifat higroskopis, sehingga NaOH harus dititrasi dengan KHP sebelum dapat digunakan sebagai standar utama.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1 Kesimpulan

            Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1.      Titik

2.       

5.2 Saran

            Adapun saran yang didapat pada praktikum kali ini adalah agar fasilitas dan media praktikum diperbarui dan dijelaska dengan jelas agar para praktikan memahami secara menyeluruh. 

Komentar

Postingan Populer